Dalam beberapa jam pasca fertilisasi, penyatuan nuklei akan membentuk dua buah sel dan selanjutnya dalam waktu 3 – 4 hari sudah terbentuk sebuah masa solid yang disebut morula.
Stadium 2 sel
Stadium 8 sel
PROSES IMPLANTASI
|
Morula dengan cepat berjalan didalam Tuba Falopii menuju rongga uteru. Selama perjalanannya, melalui kanalikuli zona pellucida masuk sejumlah cairan membentuk rongga cairan dalam morula sehinga terbentuk blastosis
|
|
Perkembangan ovum dan perjalanannya melalui tuba falopii kedalam uterus. (a) unsegmented oosit (b) fertilisasi (c) pembentukan pronuklei (d) pembelahan meiotik pertama ( e)stadium 2 sel (f) stadium 4 sel (g) stadium 8 sel (h) morula ; (i) dan (j) pembentukan blastosis (k) Zona Pellucida hilang dan terjadilah implantasi
|
Pembentukan villi chorialis (a) projeksi trofoblas dengan pembentukan lakuna. Belum terlihat inti mesodermal (b) inti mesodermal terbentuk dalam villus
Setelah mencapai rongga rahim, zona pellucida mengembang dan menipis. Struktur ini segera masuk kedalam stroma endometrium. Sekitar 50% bagian blastosis berada dalam endometrium. Sel trofoblas superfisial mengalami diferensiasi menjadi sitotrofoblas ( lapisan dalam ) dan sinsitiotrofoblas ( lapisan luar ). Jonjot-jonjot trofoblas dengan cepat terbentuk dan menginvasi stroma endometrium secara terkendali.
Pada hari ke 7 pasca fertilisasi, jonjot trofoblas membentuk inti mesodermal dan masuk lebih dalam kedalam stroma endometrium :
|
Bagian embrio yang terlihat adalah ‘ inner cell mass’ ; blastosis mengempis
Gambar pada hari ke 10 pasca fertilisasi
Pada hari ke 10 pasca fertilisasi, ‘inner cell mass’ mengalami diferensiasi menjadi lapisan ektodermal, lapisan mesodermal dan lapisan endodermal dan pembentukan rongga kecil berisi cairan yang akan menjadi kantung amnion.
Perkembangan lebih lanjut dari kantung amnion dapat dilihat pada gambar berikut :
|
Pembentukan kantung amnion :
(a) Pembentukan “ inner cell mass” dan perkembangan kantung amnion serta yolc sac primer
(b) Terbentuk rongga dalam mesoblas membentuk extra embryonic coelom
(c) Ukuran yolc sac primer berkurang setelah extra embryonic coelom membesar
(d) Kantung amnion terbentuk dan menempati extra embryonic coelom
(e) Pada hari ke 45, kantung amnion yang berada disekitar embrio
‘inner cell mass’ tumbuh kedalam rongga blastosis asli dengan dinding yang terbentuk dari sitotrofoblas dan rongga didalamnya berisi jaringan mesoderm seperti terlihat pada gambar berikut ini :
|
Gambar embrio hari ke 12. Trofoblas blastosis mengalami diferensiasi menjadi sinsitium primitif dan sinsitiotrofoblas. Mesoblas mengalami diferensiasi dan mengisi seluruh cavum blastosis. Terbentuk lakuna dalam sinsitium
PEMBENTUKAN PLASENTA
Saat sinsitiotrofoblas menembus desidua, sinsitiotrofoblas menghasilkan human chorionic gonadotropin-hCG yang berfungsi agar corpus luteum tetap memproduksi estrogen dan progesteron untuk mempertahankan kehamilan.
Pada beberapa bagian desidua, sinsitium mengadakan invasi pada dinding arteri spiralis yang berada diantara desidua sehingga menjadi arteri berdinding tebal yang memungkinkan bertambahnya aliran darah.
Pembuluh darah tersebut rapuh dan mudah pecah sehingga membentuk lakuna yang berisi darah. Pada kehamilan normal, proses diatas berlangsung lengkap pada kehamilan 20 – 22 minggu.
Bila proses ini tidak berlangsung secara normal, kemungkinan akan terjadi penyakit hipertensi dalam kehamilan pada perjalanan kehamilan selanjutnya. Dengan proliferasi lebih lanjut, tonjolan trofoblas bentuknya menjadi bentukan seperti telapak tangan dan pembuluh darah terbentuk dalam inti mesodermal (villi chorialis).
Pada hari ke 19, seluruh hasil konsepsi sudah terbungkus dengan villi chorialis, sebagian villi chorialis menempel pada desidua (anchoring villi) dan sebagian besar mengapung bebas dalam lakuna darah. Pada stadium ini, penetrasi kedalam desidua berhenti akibat pengaruh imunologis atau mekanisme kimiawi. Terjadi pembentukan lapisan kolagen dimana arteri dan vena spiralis akan melakukan penembusan. Oleh karena pasokan darah terutama dibagian permukaan konseptus, maka dibagian tersebut villi chorialis akan tumbuh lebih cepat membentuk cabang-cabang dan disebut sebagai chorion frondusum.
Villi chorialis dibagian lain akan mengalami degenerasi dan membentuk chorion leave.
Chorion frondusum akan membentuk plasenta dan pembentukan plasenta lengkap pada hari ke 70 pasca fertilisasi seperti terlihat pada gambar berikut :
|
Hubungan antara chorionic sac, amnion dan embrio dengan endometrium, rongga uterus pada awal kehamilan. Pada gambar terlihat embrio pada kehamilan 10 minggu terhitung sejak hari pertama haid terakhir.
|
Ruang intervilus. Kotiledon janin dapat dilihat dan memperlihatkan pancaran darah arterial .
Aliran darah mengalir kedalam vena secara bertahap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar